Soekarno mengatakan: “Berikan aku
sepuluh pemuda, maka akan aku ubah dunia.”
Siapakah pemuda? Dalam Al-Qur’an, pemuda disebut dengan fatan. Misalnya
sebutan fatan untuk Nabi Ibrahim muda, yang ketika itu sedang dicari oleh
Raja Namrud karena dituduh menghancurkan patung-patung berhala. Fatan yuqaalu
lahu Ibrahim. Juga sebutan fityatun untuk para pemuda Ashabul Kahfi. Innahum
fityatun amanuu birabbihim wa zidnaahum hudaa.
Sedangkan dalam Hadits, pemuda
disebut sebagai syaab. Misalnya dalam hadits “Lima Perkara Sebelum Lima
Perkara Lainnya”: syabaabaka qabla haramika (masa mudamu sebelum masa tuamu).
Juga dalam hadits “Tujuh Golongan Yang Mendapat Naungan Allah”: syaab nasya-a
fii ‘ibadatillah (seorang pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah dan taat
kepada Allah).
Dari sisi usia, pemuda terbagi ke
dalam dua fase yaitu fase puber/remaja berusia antara 10 sampai 21 tahun, dan
fase dewasa awal berusia antara 21 sampai 35 tahun. Sebagian berpendapat
bahwa siapapun yang berusia dibawah 40 tahun semenjak ia menjadi baligh bisa
disebut sebagai pemuda. Barangkali patokannya adalah usia kerasulan Muhammad
saw, yaitu 40 tahun. Adapun dari sisi karakter, pemuda adalah sebagaimana
yang diuraikan oleh Imam Hasan Al-Banna: “Sesungguhnya sebuah pemikiran itu
akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam
berjuang di jalannya, semangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk
beramal serta berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini, yakni iman,
ikhlas, semangat, dan amal (serta pengorbanan) merupakan karakter yang
melekat pada pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani
yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat
adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal (dan pengorbanan) adalah
kemauan yang kuat. Hal itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.”
Mengapa pemuda? Alasan pertama, karena pemuda adalah generasi penerus,
yaitu generasi yang meneruskan generasi sebelumnya yang baik. Allah SWT
berfirman, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan
Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.” (QS. Ath-Thur : 21)
Alasan kedua, karena pemuda adalah
generasi pengganti, yakni menjadi pengganti generasi sebelumnya yang buruk
dan tidak taat kepada Allah. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak
Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintainya.” (QS. Al-Maidah : 54)
Dan alasan ketiga, karena pemuda
adalah ruh baru, pengubah dan pembaharu, sebagaimana sososk seorang Nabi
Ibrahim muda yang dikisahkan dalam Al-Qur’an: “Ingatlah ketika ia (Ibrahim)
berkata kepada bapaknya : Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang
tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun.” (QS.
Maryam : 42)
Kelebihan pemuda:
Pemuda memiliki empat kelebihan.
Pertama, kekuatan spiritual: iman, takwa, dan ikhlas. Kedua, kekuatan
intelektual: ingatan dan analisa yang tajam. Ketiga, kekuatan emosional:
menggelora dan meledak-ledak, semangat dan kemauan yang kuat. Dan keempat,
kekuatan fisik: tubuh masih segar dan sehat, otot-otot masih kuat.
Sosok Pemuda dalam Sejarah
Kemanusiaan
Di masa terdahulu, ada sosok-sosok
seperti Nabi Ibrahim muda, yang disebutkan oleh Al-Qur’an sebagai “fatan
yuqalu lahu ibrahim”. Ada juga para pemuda Ashhabul Kahfi, yang disebutkan
oleh Al-Qur’an sebagai “innahum fityatun amanu birabbihim wa zidnahum huda”.
Demikian pula di masa Rasulullah
saw, kita mendapati bahwa sebagian besar yang dibina oleh Rasulullah saw di
rumah Arqaam bin Abil Arqam adalah para pemuda. Berikut ini nama-nama mereka:
Sepeninggal Rasulullah saw, kita
memiliki sosok seperti Umar bin Abdul Aziz, yang menjadi khalifah sebelum
berusia 35 tahun. Karena keadilan dan kebijaksanaannya dalam memimpin,
sampai-sampai ia dijuluki sebagai khalifah rasyidah yang ke-5. Kita juga
mengenal Muhammad Al-Fatih, yang dalam usia belia memimpin penaklukan
Konstantinopel
Adapun di masa kontemporer, kita
mengenal sosok seperti Hasan Al-Banna, seorang pemuda yang memelopori
pergerakan yang paling berpengaruh di dunia. Peran pemuda juga bisa kita
lihat dalam Gerakan mahasiswa di Mesir (1946, membebaskan diri dari hegemoni
Inggris, Maidan At-Tahrir), di Yunani (National Union of Greek Students
meruntuhkan rezim Papandreou), dan di China (1989, Tragedi Tiananmen).
Di Indonesia, ada Soekarno dan
tokoh-tokoh pergerakan pemuda di Indonesia pada zaman kemerdekaan (SDI, Budi
Utomo, Perhimpunan Indonesia (Hatta dkk), Sumpah Pemuda, Proklamasi
Kemerdekaan). Peran pemuda berikutnya bisa kita lihat dalam gerakan mahasiswa
di Indonesia tahun 1965 (Tritura), 1974 (Malari), 1978 (Anti NKK/BKK), dan
1998 (meruntuhkan rezim Suharto).
Demikian pula gerakan perubahan di
Timur Tengah tahun 2011 di Tunisia dan Mesir juga dipelopori oleh para
pemuda.
Profil pemuda agen perubahan
masyarakat – pemuda pelopor, pemuda pemimpin:
Pertama, bertaqwa. Kedua, mandiri:
tidak tergantung pada orang lain (berdiri diatas kaki sendiri) serta
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Kemandirian disini meliputi:
kemandirian emosi (mampu mengendalikan emosi), kemandirian ekonomi,
kemandirian intelektual (mampu berinisiatif, kemandirian berpikir dan
menciptakan ide/gagasan), dan kemandirian sosial (mampu berinteraksi dengan
orang lain secara mandiri).
Ketiga, profesional, artinya mampu
bekerja dengan ihsan dan itqan – tekun, kerja keras, berdisiplin, dan
memberikan hasil terbaik. Profesionalisme bisa dibangun dengan memanfaatkan
kompetensi, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman.
Kelima, peduli , yakni mau
melayani masyarakat, karena pemimpin sejatinya adalah pelayan masyarakat.
Keenam, berjiwa kepahlawanan, yakni rela berkorban tanpa pamrih, berani, dan
siap menjadi perubah, pelopor dan pemimpin.
Bekal yang harus dimiliki oleh
pemuda agen perubahan masyarakat:
Lalu apa yang harus dilakukan oleh
pemuda sesudah berbekal (tazawwud)?
Jawabannya tidak lain adalah bergerak (taharruk) dan beramal, karena nahnu
‘amilun, kita adalah generasi yang gemar bekerja dan beramal.
|
Peran Pemuda Dalam Perubahan Masyarakat. |
0 comments:
Post a Comment