Artikel ini dikutip dari dakwatuna.com, semoga informasinyabermanfaat.
Walau
hanya memanfaatkan fasilitas lampu penerangan monumen, namun pelaksanaan
istighotsah dengan cara lesehan itu, berlangsung hidmat dan khusuk. Mereka
seolah tidak terganggu dengan ramainya masyarakat yang mengunjungi monumen,
yang kini menjadi taman kota.
Sejumlah
warga yang melihat mahasiswa beristighotsah, sebagian berdatangan mendekat,
mengitari mereka seperti ikut larut dalam doa yang dibacakan mahasiswa.
Koordinator
pelaksana, Mohammad Elman Duro, berharap dengan istighotsah yang dilakukan
mahasiswa itu, masyarakat muslim Palestina yang kini menjadi korban kebrutalan
zionis Israel mendapat ketabahan, kesabaran dan segera terbebas dari kondisi
yang memprihatinkan.
“Apa
yang dilakukan Israel terhadap Palestina biadab dan pantas dikutuk. Tentara
Israel sudah membabi buta, karena yang diserang warga sipil, terutama anak-anak
yang tidak mengerti yang seharusnya mendapatkan perlindungan,” kata Elman Duro.
Elman,
Presiden Mahasiswa (Presma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, menyatakan dampak penyerangan Israel
meluluhlantakkan Palestina dan menimbulkan penderitaan berkepanjangan bagi
Palestina. Sehingga wajar, jika seluruh umat muslim di dunia menghujat tindakan
Israel yang tidak berprikemanusiaan.
“Meski
kami tak bisa memberikan bantuan kepada Palestina, namun dengan doa yang
dilakukan mahasiswa dan umat muslim lain di belahan bumi, semoga Allah SWT
membalas seluruh kekejaman Israel,” papar Elman.
Selain
berdoa, mereka juga mendesak pemerintah Indonesia memberikan dukungan moril
pada warga Palestina dan mengutuk kebiadaban tentara Israel yang
memporak-porandakan tempat ibadah, fasilitas umum dan tempat pendidikan di bumi
Palestina. (tribunnews)
Sumber: http://www.dakwatuna.com
0 comments:
Post a Comment