Materi Tarbiyah, semoga bisa mengambil ibrah dan pelajaran sehingga maksud dari materi ini bisa tersampaikan. Aamiin
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mendapatkan materi ini, maka peserta mampu:
1. Rindu
kepada syurga dan apa yang dijanjikan Allah didalamnya.
2. Terdorong
untuk selalu meningkatkan kwalitas amal shalehnya dan memperbanyaknya.
TITIK TEKAN MATERI
Pokok-pokok pikiran dan titik tekan materi yang harus
disampaikan adalah:
1. Gambaran
keindahan isi surga dan rinciannya
2. Amalan
yang membuat manusia rindu masuk kedalamnya
POKOK-POKOK MATERI
1. Sifat
surga (pintu, tanahnya, sungai, dan tempat tinggal)
2. Penduduknya
(orang yang masuk tanpa hisab, orang yang terakhir masuk syurga)
3. Makananya
dan tumbuhan yang tumbuh didalamnya
4. Gambaran
kehidupan penduduk syurga
5. Bidadari
dan wildan mukhalladun
6. Nama-nama
syurga dan karakteristiknya
7. Keni’matan
yang paling besar
MARAJI'
Shifatul Jannah, Shahih Bukhari dan Muslim
Muqaddimah
Surga
adalah suatu pembalasan yang agung dan pahala tertinggi bagi para hamba Allah
yang taat. Surga merupakan suatu kenikmatan sempurna. Tak ada sedikit pun
kekurangannya. Tak ada kemuraman di dalamnya.
Penggambaran
surga yang difirmankan oleh Allah dan disabdakan oleh Nabi, memang hampir tak
mampu kita gambarkan dengan otak dan imajinasi kita yang terbatas ini. Betapa
sulit membayangkan kenikmatan yang
demikian besar. Sungguh kemampuan imajinasi kita akan terbentur pada
keterbatasannya.
Kita
coba untuk memvisualisasikan dalam angan hadits Qudsi yang menceritakan tentang
gambaran surga berikut ini,
“Kami sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih
sesuatu, yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga
dan tak pernah terlintas oleh hati manusia…”
“Seorang pun tak mengetahui apa yang disembunyikan
untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-sajdah 17)
Allah
SWT menentukan hari masuknya ke surga pada waktu tertentu dan memutuskan jatah
hidup di dunia pada batas waktu tertentu serta menyiapkan di dalam surga
berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,
dan terlintas dalam hati. Dia
memperlihatkan dengan jelas surga kepada mereka agar dapat melihatnya dengan
mata hatinya karena penglihatan mata hati lebih tajam daripada pandangan mata
kepala.
Para
sahabat Nabi Muhammad SAW, para tabi’in dan tabi’it-tabi’in, ahli sunnah dan
ahlul Hadits seluruhnya termasuk para fuqaha, pengikut aliran tasawwuf dan
orang-orang yang zuhud meyakini surga dan mengesahkannya berdasarkan nash-nash
(teks-teks) Al-Qur’an, sunnah dan informasi para Rasul terdahulu dan terakhir.
Para Rasul tanpa terkecuali mengajak umat manusia kepada surga. Mereka
membeberkan profil surga secara utuh dan gamblang.
“Sesungguhnya
jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan
kepadanya setiap pagi dan petang. Jika ia penghuni surga, maka ia adalah
penghuni surga. Jika ia penghuni neraka, maka ia adalah penghuni neraka.
Kemudian dikatakan, Inilah kursimu hingga Allah Ta’ala membangkitkanmu pada
hari kiamat nanti.” (Bukhari-Muslim)
Sungguh Nabi Muhammad Saw telah
melihat di dekatnya terdapat surga tempat tinggal sebagaimana disebutkan dalam Shahih
Bukhari dan Shahih
Muslim hadits dari
Anas dalam kisah Isra’ dan Mi’raj. Pada akhir hadits tersebut dijelaskan,
“Jibril
berjalan terus hingga tiba di Sidratul Muntaha dan ternyata Sidratul Muntaha
ditutup dengan warna yang tidak aku ketahui.” kata Rasulullah saw. lebih
lanjut, “Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya terdapat
kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi. (Bukhari-Muslim)
Simaklah sebuah puisi tentang
surga:
Kali“Wahai
penghuni surga, kalian di surga ini
tetap
dalam kenikmatan dan tak pernah terputus
an
hidup terus dan tidak akan mati
Kalian
berdomisili di sini terus dan tak akan pindah tempat
Dan
kalian muda terus serta tidak tua”
Pintu
Surga
Allah Subhanahu wata’ala
berfirman,
“Dan
orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang
pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya,
“Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, berbahagialah kalian! Maka masukilah
surga ini, sedang kalian kekal di dalamnya.” (Az-Zumar 39:73)
Cobalah renungkan ketika kelompok
di atas digiring menuju tempatnya di surga secara berkelompok. Kelompok yang
bahagia bersama dengan saudara-saudaranya. Mereka digiring dengan bersatu padu.
Masing-masing dari mereka terlibat dalam amal perbuatan dan saling kerjasama
dengan kelompoknya serta memberi kabar gembira kepada orang-orang yang hatinya
kuat sebagaimana di dunia pada saat mereka bersatu dalam kebaikan. Selain itu,
setiap orang dari mereka akRabb dengan lainnya dan saling canda antar
sesamanya.
“(Yaitu)
Surga Aden yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. Di dalamnya mereka
bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga tersebut.” (Shaad:
50-51)
Anda perhatikan bahwa ada makna
indah pada ayat di atas ketika mereka
telah masuk ke dalam surga, maka pintu-pintu itu tidak tertutup bagi
mereka dan dibiarkan terbuka lebar untuk mereka. Sedangkan neraka, jika para
penghuninya telah masuk ke dalamnya, maka pintu-pintu langsung ditutup rapat
bagi mereka.
“Sesungguhnya
api itu ditutup rapat atas mereka.” (Al-Humazah:8)
Dibiarkannya pintu-pintu
surga terbuka untuk para penghuninya adalah isyarat bahwa mereka dapat bergerak
secara leluasa bagi mereka. Serta masuknya para malaikat masuk setiap waktu
kepada mereka dengan membawa hadiah-hadiah dan rizki untuk mereka dari Rabb
mereka serta apa saja yang menggembirakan mereka dalam setiap waktu.
“Di
surga terdapat delapan pintu. Ada pintu yang namanya Ar-Rayyan yang hanya
dimasuki oleh orang-orang yang puasa.”(Bukhari dan Muslim).
“Barang
Siapa yang berinfak dengan sepasang unta atau kuda atau lainnya di jalan Allah
SWT, maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga. “Wahai hamba Allah, pintu ini
lebih baik. Barang Siapa yang rajin shalat, maka ia dipanggil di pintu shalat.
Barang Siapa berjihad, maka ia dipanggil di pintu jihad. Barang Siapa rajin
bershadaqah, maka ia masuk dari pintu shadaqah. Dan barang siapa puasa, maka ia
dipanggil dari Ar-rayyan.”Abu Bakar berkata,”Wahai Rasulullah, apakah setiap
orang dipanggil dari pintu-pintu tersebut? Adakah orang dipanggil dari semua
pintu tersebut? Rasulullah saw. menjawab,”Ya, dan aku berharap engkau termasuk
dari mereka.”
“Siapa
di antara kalian yang berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahulaa
syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu, melainkan
dibukakan baginya pintu-pintu surga yang berjumlah delapan dan ia masuk dari
mana saja yang ia sukai.”(Muslim)
“Jika
seorang muslim mempunyai tiga orang anak yang belum baligh kemudian meninggal
dunia, maka mereka menjumpainya di pintu-pintu surga yang delapan dan ia bebas
masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.” (Ibnu Majah)
“…Demi
Muhammad yang jiwanya ada di Tangan-Nya, jarak antara dua daun pintu surga
adalah seperti Makkah dan Hajar atau Hajar dan Makkah.”(Bukhari)
Dalam redaksi lain,
“Antara
Makkah dan Hajar atau Makkah dengan Bushra.” (Hadits ini keshahihannya disepakati pakar hadits).
“Kalian
adalah penyempurna tujuh puluh umat. Kalian adalah umat yang terbaik dan
termulia di sisi Allah. Jarak di antara dua daun pintu surga adalah empat puluh
tahun. Pada suatu hari ia akan penuh sesak.” (HR Ahmad)
“Pintu
yang dimasuki oleh penghuni surga jaraknya adalah sejauh perjalanan pengembara
dunia yang ahli tiga kali lipat. Kemudian penghuni surga memnuhinya hingga
pundak mereka nyaris lengkap.” (HR Abu
Nu’aim)
Tanah dan
lumpur surga
Abu Hurairah Radhiallahu
anhu berkata,
“Wahai
Rasulullah, terangkan kepada kami tentang surga dan bangunannya?”Rasulullah
saw. bersabda,”Batu batanya dari emas dan perak. Adukannya beraroma kesturi.
Kerikilnya adalah mutiara lu’lu’ dan mutiara yakut. Tanahnya adalah
Za’rafan.” (Ibnu Hibban,
Ibnu Maah, Ahmad, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
Begitulah disebutkan
hadits-hadits ini bahwa tanah surga adalah za’rafan. Ibnu Shayyad bertanya kepada Rasulullah
saw. tentang tanah surga, beliau menjawab,”Ia merupakan tepung putih,
beraroma kesturi dan bersih.” (HR
Muslim)
Sekelompok generasi salaf berpendapat bahwa tanah surga tidak lebih
dari dua: kesturi dan za’rafan.Makna pertama, bahwa tanahnya adalah berupa za’rafan dan jika diberi air, maka menjadi kesturi.
Lumpur juga bisa dinamakan tanah. “Lumpurnya adalah kesturi.” Makna kedua, tanah surga adalah ibarat za’rafan dari sisi warnanya dan kesturi dari sisi
aromanya dan ini sesuatu yang sangat indah.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah
saw. bersabda,
”
Tanah surga berwarna putih, halamannya adalah batu-batu dari kapur barus dan ia
dikelililingi oleh kesturi seperti bukit pasir. Di dalamnya terdapat
sungai-sungai yang mengalir kemudian penghuni surga dari yang paling depan dan
belakang berkumpul di dalamnya dan berkenalan. Lantas Allah SWT meniupkan angin
rahmat lalu berhembuslah aroma kesturi pada mereka. Masing-masing mereka pulang
menemui istrinya dan mereka bertambah tampan hingga istrinya berkata, “Sungguh
tadi engkau ke luar dari sisiku sementara saya tidak begitu jelas melihatmu dan
sekarang saya semakin terpikat olehmu.”
“Sesungguhnya
Allah membangun surga-surga Aden dengan tangan-Nya sendiri. Bangunannya terdiri
dari batu bata dari emas dan perak. Ia menjadikan adukannya kesturi, tanahnya
adalah za’rafan, kerikilnya adalah mutiara lu’lu’ kemudian Allah berkata
kepadanya, “Berbicaralah”” Surga-surga Aden menjawab, “Sungguh, orang-orang
beriman beruntung!” Para malaikat berkata,”Berbahagialah Anda karena Anda
menjadi tempat tinggal raja.”
Sungai di
surga
Allah menerangkan bahwa di dalam
surga itu mengalir di bawahnya sungai-sungai.
“Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.” (Al-Baqarah 2:25)
“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga Aden,
mengalir sungai-sungai di bawahnya.”(Al-kahfi:31)
Rasulullah saw. memberitahu kita
tentang sungai di surga dengan jelas sewaktu beliau isra’-mi’raj. Beliau melihat empat sungai yang ke luar
dari sumbernya (Sidratul Muntaha), dua sungai yang nampak dan dua sungai yang
bathin (tidak nampak). Lalu beliau bertanya kepada Jibril, “Sungai
apakah ini? “Jibril menjawab, “Sungai yang tidak tampak (tapi dapat dilihat)
ini adalah sungai dari surga, sedangkan yang tampak ini adalah Sungai Nil dan
Furat.”
Hadits dari Anas bin Malik
mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Sebuah
pohon diangkat untukku, tiba-tiba aku melihat empat sungai, dua sungai dzahir
dan dua sungai bathin. Adapun yang dzahir itu adalah sungai Nil dan Furat,
sedangkan yang bathin adalah sungai dari surga.”
Hadits dari Abu Hurairah ra,
“Dua
sungai yang kedua-duanya tertutup serta sungai Nil dan Furat, semuanya dari
sungai surga.”
Telaga Kautsar juga termasuk
sungai yang diberikan Allah kepada Muhammad SAW:
“Pada
suatu hari aku berjalan-jalan di surga, lalu aku melihat sebuah sungai yang
dikelilingi kubah-kubah mutiara yang dilubangi, maka aku bertanya kepada
Jibril, “Apakah ini wahai Jibril?” Ia menjawab, “Ini adalah Telaga Kautsar yang
Allah telah memberikannya kepada Anda. “Adapun baunya seperti misyik yang
harum.” (HR Bukhari)
Al-Hafidz telah mengumpulkan
beberapa hadits yang menceritakan tentang Telaga Al-Kautsar. Termasuk di
dalamnya, hadits yang diriwayatkan Muslim dari Anas, bahwa ketika turun ayat Inna
a’thaina kal kautsar (“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak.”), Rasulullah Saw
bertanya,” Tahukah kalian, apakah Al-kautsar itu?” Mereka menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu sebuah sungai yang telah dijanjikan Allah
kepadaku. Di sana terdapat banyak kebaikan.”
“Aku
masuk ke dalam surga, ternyata dua tepinya adalah kemah dari mutiara. Aku
celupkan tanganku ke airnya, ternyata aku mencium aroma kesturi yang harum
mewangi. Aku bertanya, “Untuk siapa ini Jibril?” kata Jibril, “Inilah
Al-kautsar yang diberikan Rabbmu Azza wa Jalla kepadamu.” (HR Ahmad dan Bukhari)
“Al-Kautsar
adalah sungai di surga. Kedua tepinya dari emas. Saluran airnya adalah mutiara
dan intan berlian. Tanahnya lebih wangi daripada kesturi. Airnya lebih manis
daripada madu dan lebih putih dari es.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sungai-sungai di surga tidak
hanya berisi air. Air hanya salah satu isinya di samping susu, arak dan madu.
Allah SWT berfirman,
“Perumpamaan
surga yang dijanjikan kepada orang-orang
yang bertaqwa, di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah
rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu
yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lezat
rasanya bagi yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.” (Muhammad: 15)
Di dalam Sunan Tirmidzi dari
hakim bin Mu’awiyah, Rasulullah saw. bersabda,” Sesungguhnya di dalam surga
itu ada lautan madu, lautan arak, lautan susu, dan lautan air, kemudian lautan
itu dibelah.” (HR Tirmidzi)
“Para
syuhada berada di Bariq (sungai) di dekat pintu surga, di dalam kubah yang
berwarna hijau. Di sanalah ke luar rizki mereka dari surga, pagi dan sore.”
Penghuni
Surga
Rasulullah saw. bersabda,
“Allah
Azza wajalla menciptakan Adam mirip dengan wajah-Nya. Postur tubuh Adam adalah
enam puluh hasta. Usai menciptakan Adam Allah berfirman, “Pergilah dan ucapkan
salam kepada sekumpulan tersebut. Mereka adalah para malaikat yang sedang
duduk-duduk dan mendengarkan salam yang mereka sampaikan kepadamu, karena salam
tersebut adalah salammu dan salam anak keturunanmu.”
Kata Rasulullah SAW, “Lalu Adam pergi ke tempat mereka dan
berkata, “Salam sejahtera atas kalian.” Mereka menjawab, “Salam sejahtera juga
atasmu dan begitu juga rahmat Allah.” Kata Rasulullah saw. lebih lanjut, “Maka setiap orang yang masuk ke dalam
surga wajahnya seperti wajah Adam dan postur tubuhnya adalah enam puluh hasta.
Setelah Adam, manusia mengecil hingga sekarang.” (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)
“Penghuni
surga masuk ke dalam surga dengan rambut pendek, belum berjenggot, matanya
bercelak dan usianya tiga puluh tiga tahun.” (HR Tirmidzi)
“Jika
penghuni surga meninggal dunia, baik pada saat kecil atau tua, maka mereka
dikembalikan dengan usia tiga puluh tahun di surga dan usianya tidak bertambah
selama-lamanya. Begitu juga penghuni neraka.” (HR Tirmidzi)
“Penghuni
surga masuk surga dengan ketinggian Adam, enam puluh hasta dengan ukuran orang
besar, dengan wajah tampan setampan Nabi Yusuf, Seusia Nabi Isa, tiga puluh
tiga tahun, lidahnya fasih sefasih Nabi Muhammad, belum berjenggot dan berambut
pendek.” (HR Ibnu Abu
Dunya)
“Sesungguhnya
derajat penghuni surga yang paling
rendah yang berada di tingkat keenam dan ketujuh. Disediakan baginya tiga
ratus pelayan yang setiap pagi dan sore melayaninya dengan memberikan tiga
ratus piring. Yang saya ketahui piring tersebut terbuat dari emas.“
“Setiap
piring mempunyai warna tersendiri yang tidak dimiliki oleh piring yang lain. Ia
menikmati dari piring yang pertama hingga piring terakhir. Pelayan-pelayan juga
memberikan tiga ratus minuman di mana setiap minuman mempunyai warna tersendiri
yang tidak dimiliki oleh tempat minum yang lain. Ia menikmati tempat minum
pertama hingga tempat minum terakhir.”
Ia berkata,” Rabbku, jika Engkau mengizinkan,
maka aku akan memberi makan dan minum kepada penghuni surga dengan tidak
mengurangi jatah yang diberikan kepadaku. “Sesungguhnya ia mempunyai istri
sebanyak tujuh puluh dua orang yang berasal dari wanita-wanita surgawi yang
matanya cantik jelita belum temasuk istri-istrinya dari wanita dunia. Salah
seorang dari istri-istri mereka mengambil tempat duduknya yang panjangnya satu mil ukuran dunia.”(HR Ahmad)
“….Dan
penghuni surga yang paling tinggi/mulia di sisi Allah adalah orang yang melihat
wajah Allah setiap pagi dan petang. Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat,
“Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada saat itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah
mereka melihat.” (HR Tirmidzi)
Tempat
tinggal penghuni surga
Allah berfirman,” Dan
(memasukkan kamu ) ke dalam surga tempat-tempat yang baik di dalam Surga Aden.”
(Ash-Shaaf: 12)
”Dan
mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga)”(Saba’:37)
“Tetapi
orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya mendapat tempat-tempat yang tinggi,
di atasnya dibangun pula tempat—tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenarnya. Allah tidak mengingkari
janji-Nya.” (Az-Zumar: 20)
Ibnu Katsir berkata, “Allah
memberitahu hamba-hamba-Nya yang beruntung bahwa mereka akan diberi beberapa
tempat di surga berupa gedung-gedung yang tinggi.”
Rasulullah menerangkan
sifat-sifat gedung-gedung tinggi ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu
malik Al-‘Asy’ari dan Tirmidzi serta Ali. Beliau bersabda,
“
Sesungguhnya di dalam surga itu ada beberapa kamar yang dapat dilihat luarnya
dari dalamnya dan dalamnya dari luarnya. Semuanya ini disediakan bagi
orang-orang yang memberi makan kepada orang lain, memaniskan pembicaraan, ikut
berpuasa, dan menjalankan shalat malam saat orang lain tidur.”
“Sesungguhnya
bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah dari satu mutiara yang
berongga, sedangkan panjangnya enam puluh mil. Orang-orang mukmin memiliki
keluarga yang berkeliling di sana, namun antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain tidak
saling mengetahui.” (HR
Muslim)
Dari Abu Hurairah mengatakan
bahwa Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata, “Ya Rasulullah, ini
Khadijah telah datang dengan membawa lauk dan makanan. Bila ia datang kepada
Rasul, sampaikanlah salam dari Rabbnya dan dari saya dan berikan kabar gembira
dengan rumah di dalam surga yang terbuat dari pohon yang tidak rendah dan tidak
tinggi.”
Dari Jabir, ia berkata,
Rasulullah bersabda,
“Aku
masuk surga, lalu bertemu dengan Rumaisya, istri Abu Thalhah, dan aku juga
mendengar suara orang berjalan, kemudian aku bertanya kepadanya,
”Siapakah
itu?” Orang itu menjawab,”Bilal, ya Rasulullah.” Lalu aku melihat gedung yang
halamannya ada seorang jariyah (budak wanita), aku bertanya,
”Milik
siapakah jariah ini?” Mereka menjawab, “Milik Umar bin Khatab.” Lalu aku masuk
ke dalam rumah serta melihat jariyah tadi sehingga teringat cemburumu.” Umar
berkata,
”
Demi ibu dan bapak, ya Rasulullah, apakah terhadap Rasul aku cemburu?” (HR Bukhari)
Rasul memberitahu kepada
orang-orang beriman agar mereka dapat tambahan rumah di surga dengan sabdanya,
“Barang
siapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun untuknya rumah
di dalam surga.”
“Barang
siapa menjalankan shalat malam sehari semalam dua belas rakaat shalat sunnah,
maka Allah akan membangunkan baginya rumah di dalam surga.”
Orang
yang pertama kali masuk Surga tanpa dihisab dan ciri-cirinya
Ibnu Katsir menampilkan beberapa
hadits mengenai hal di atas antara lain hadits yang diriwayatkan oleh Muslim,
bersumber dari Anas, bahwa Rasulullah bersabda,” Saya adalah orang pertama
yang mengetuk pintu surga.”
Dari ia juga menginformasikan
sabda Nabi berikut ini,
“Saya
datang ke pintu surga, lalu saya buka. Sang penjaga bertanya, “Siapakah Anda?”
Saya menjawab, “Saya Muhammad.” Penjaga pintu lalu berkata, “Saya memang
diperintah agar pintu surga ini tidak saya buka sebelum Anda terlebih dulu
masuk.” (HR Muslim)
Rasulullah bersabda, “Jibril
datang kepada saya dan memberi informasi tentang pintu surga yang akan dimasuki
oleh umatku.” Mendengar itu, Abu Bakar bertanya, “Ya Rasulullah saw. aku ingin
bersamamu hingga dapat melihat pintu surga.” Rasulullah menjawab, “Engkau wahai
Abu bakar, adalah orang pertama dari umatku yang memasuki surga.”(HR Bukhari-Muslim)
Pertama kali dari golongan umat
yang masuk surga tanpa melalui proses hisab ialah mereka yang berderajat tinggi
dan agung dalam iman dan taqwanya, beramal shaleh dan istiqamah.
“Mereka
berbaris dalam satu regu, wajah mereka memancarkan kepuasan seperti bulan
pertama. Tubuh mereka bersih dari kotoran. Tidak meludah, tidak berdahak dan
tidak pula buang air. Tempat-tempat singgahnya terbuat dari emas, sisirnya
terbuat juga dari emas dan perak. Tempat apinya adalah kayud, keringatnya berupa
minyak misyk, setiap lelaki memiliki pasangan istri yang kulitnya cemerlang
seolah-olah sumsumnya tampak dari balik daging. Mereka tidak pernah berselisih,
tidak saling membenci sebab
mereka sehati. Bacaannya tiap kali adalah tasbih, setiap pagi maupun sore.” (HR Bukhari)
Rasulullah saw. bersabda,
“Pasti masuk surga di antara
umatku yang berjumlah tujuh puluh ribu orang tanpa hisab atau tujuh ratus ribu
orang. Mereka saling bergandeng hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka
seperti rembulan pada saat pertama.”(HR Bukhari dan Muslim)
Ibnu Abbas ra berkata bahwa
Rasulullah saw. bersabda,
“Semua
umat diperlihatkan kepadaku kemudian aku lihat ada nabi yang diikuti oleh
sekelompok orang pengikutnya. Ada nabi yang diikuti oleh satu dan dua orang.
Ada nabi yang tidak diikuti oleh sorangpun. Diangkat kepadaku kumpulan manusia
yang sangat banyak lalu aku mengira bahwa mereka adalah umatku lalu dikatakan
kepadaku, “Ini adalah Musa dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk langit!” Lalu aku
melihat ke ufuk langit dan ternyata di sana ada kumpulan manusia yang sangat
banyak. Dikatakan kepadaku, “Ini adalah umatmu dan di antara mereka ada tujuh
puluh ribu orang yang masuk surga tanpa dihisab dan disiksa. Setelah itu
Rasulullah masuk ke dalam rumah.
“Sementara orang-orang sibuk membicarakan siapa sebenarnya
mereka yang masuk ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa disiksa. Sebagian mereka
berkata,
”Barangkali mereka adalah mereka yang menemani Rasulullah
saw.” Sebagian yang lain berkata, “Barangkali mereka adalah yang dilahirkan dalam
keadaan Islam dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun.” Mereka juga
menafsirkan dengan berbagai macam tafsiran.
Lalu Rasulullah ke luar menemui mereka dan bertanya, “Apa
yang kalian bicarakan?” Mereka pun menceritakan hasil pembicaraannya. Lantas
Rasulullah saw. bersabda,” Mereka adalah orang-orang yang meruqyah dan tidak
minta diruqyah, tidak jatuh dalam
tathayyur (mengaitkan nasib dengan burung atau lainnya) dan hanya kepada Allah
mereka bertawakkal.”
Ukasyah
bin Mihshan berdiri lalu berkata, ”Berdoalah kepada Allah agar Ia menjadikan
aku di antara mereka. “Rasulullah saw. menjawab, “Anda termasuk di antara
mereka!” Orang laki-laki yang lain berdiri dan berkata, “Berdoalah kepada Allah
agar Allah menjadikanku di antara mereka!” Rasulullah saw. menjawab, “Anda
kalah cepat dengan ‘Ukasyah.”
Orang
yang terakhir masuk surga
Ibnul Atsir telah mengumpulkan
perawi-perawi hadits ini di dalam Yamiil Ushul, dan di antara hadits itu menceritakan bahwa Abdullah bin Mas’ud ra
menyampaikan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
”Aku
tahu orang terakhir yang ke luar dari neraka dan terakhir masuk surga. Ia ke
luar dari neraka sambil merangkak, lalu Allah berfirman kepadanya,“ Pergi dan
masuklah ke surga!” Orang itu kemudian pergi menuju surga, namun terbayang
olehnya bahwa surga telah penuh, lalu ia kembali kepada Allah dan berkata,“ Ya
Allah, surga sudah penuh.” Allah berfirman kepadanya,
“Pergilah
dan masuklah ke dalam surga, sebab di sana tidak seperti di dunia melainkan
sepuluh kali dunia. Lalu ia berkata, “Apakah Engkau ejek aku, atau Engkau
tertawakan aku, sedang Engkau adalah Raja?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Saya
melihat Nabi tertawa sampai terlihat gerahamnya, lalu berkata, “Itulah yang
paling rendah bagi ahli surga.” (HR
Bukhari Muslim)
Sebuah hadits riwayat Muslim menyampaikan hal serupa.
Dikisahkan, Nabi bercerita tentang laki-laki yang masuk ke surga yang
terakhir. Laki-laki itu berjalan pelan-pelan. Allah menyuruhnya segera masuk ke
surga. Ia pun berjalan ke arah surga dengan hati yang bimbang. Ia angankan, setiap
orang di surga itu telah memiliki rumah sendiri-sendiri. Dalam hatinya ia
bertanya, dengan apakah ia akan bertempat tinggal?”
Maka
untuk memastikan hatinya, Allah bertanya, “Apakah engkau masih ingat, setiap
orang berada di rumahnya sendiri-sendiri?” Ingat ya Allah…”jawabnya penuh
dengan angan harapan. “Sepuluh kali lipat rumah dunia?” tanya Allah. Apakah
Engkau menghinaku ya Allah, sedangkan Engkau adalah Raja?” Dalam menceritakan
itu Nabi tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.”
Makanan
dan Minuman Ahli Surga
Di surga itu terdapat banyak
makanan dan minuman yang menyenangkan,
“Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih.”(Al-Waqi’ah)
“Makanan
dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada
hari-hari yang lalu.”
(Al-Haqqah:24)
“Penghuni
surga makan dan minum enak-enak. Mereka tidak mengeluarkan ingus dari
hidungnya, tidak buang air besar dan tidak pula buang air kecil. Makanan mereka
menjadi sendawa yang beraroma kesturi. Mereka selalu diilhamkan untuk bertasbih.”(Hadits Shahih)
“Makanan
mereka menjadi apa?” Tanya para sahabat Nabi, “Makanan mereka berubah menjadi
sendawa dan keringat seperti aroma kasturi. Mereka diilhamkan bertasbih dan
takbir.” (Hadits Shahih)
“Diedarkan
kepada mereka gelas yang berisi khamer dari sungai yang mengalir. (Warnanya)
putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya. Tidak ada dalam
khamer itu alkohol dan mereka tidak mabuk karenanya.” (Ash-Shaffat:45-47)
“Mereka dikelilingi oleh anak
muda yang tetap muda dengan membawa gelas (piala), cerek dan minuman yang
diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula
mabuk.” (Al-Waqiah:17-19)
Ibnu Katsir berkata,”…bahkan
mereka memperoleh kenikmatan dan kelezatan.”
Pohon,
tanaman dan buah-buahan surga
“Dan
golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon
bidara yang tidak berduri. Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya). Dan
naungan yang terbentang luas. Dan air yang tercurah. Dan buah-buahan yang
banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tak terlarang mengambilnya.” (Al-Waqi’ah: 27-33)
“…
Orang Badui bertanya, “Rasulullah, aku dengar baginda menyatakan bahwa di surga
terdapat pohon yang durinya sangat banyak. Menurut pengetahuanku tidak ada
pohon yang durinya lebih banyak daripada pohon At-Thalhu? Rasulullah menjawab,
“Sesungguhnya Allah menggantikan bekas setiap duri dengan buah-buahan persis
seperti domba yang bulunya lebat. Di dalam buah-buahan tersebut, terdapat tujuh
puluh rasa dan rasa yang satu berbeda dengan rasa yang lain.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim)
“Sesungguhnya
di surga terdapat satu pohon. Penunggang kuda berjalan di bawah naungannya
selama tujuh puluh atau seratus tahun. Pohon tersebut adalah pohon Jannatul
Khuldi (Surga abadi).” (HR
Ahmad)
“Setiap
kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan,
“Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu. Mereka diberi buah-buahan
yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka
kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah:25)
“Apabila
seseorang memetik buah-buahan di surga, maka setelah itu buah-buahan itu
kembali ke tempatnya semula.”
(Diriwayatkan Haitsami)
Bidadari
Ummu Salamah ra berkata,
“Saya
pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Terangkan kepadaku mengenai firman Allah
Azza Wa Jalla, Hurun’in (bidadari-bidadari yang bermata jelita).”Jawab Nabi,
”Hurun maksudnya putih dan ‘in maksudnya adalah bermata besar dan berwarna
blonde (kekuning-kuningan). Wanita Haura’ itu putih seperti sayap burung nasar
(Elang). Aku berkata, “Wahai Rasulullah terangkan kepadaku maksud firman Allah
Azza Wajalla, ”Seakan-akan mereka adalah permata yang tersimpan baik, warna
putih kulit mereka seperti warna putih mutiara yang ada di dalam kerang dan
tidak pernah disentuh oleh tangan siapa pun.
”Terangkan
Ya Rasulullah, “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan
cantik-cantik.” Jawab Rasul, “Mereka wanita-wanita yang mulia akhlaknya dan
cantik rupanya.” Terangkan Ya Rasul, “Seakan-akan mereka adalah telur yang
tersimpan baik.” Jawab rasul, “Kelembutan dan ketipisan kulit mereka mirip
kelembutan dan ketipisan kulit yang engkau lihat pada kulit dalam telur.” Aku
berkata, “Apa itu uruban atraba? ”Mereka wanita-wanita yang tertahan di dunia
dalam keadaan tua renta, penglihatannya kabur dan kotor bulu alisnya. Lalu
Allah ciptakan mereka dalam keadaan perawan-perawan muda. Uruban berarti selalu
rindu dan cinta kepada suaminya. Atraban berarti sebaya/sepantar.”
”Manakah yang lebih baik, wanita dunia dan bidadari-bidadari
yang bermata jelita? ”Wanita-wanita dunia lebih baik daripada bidadari-bidadari
bermata jelita sebagaimana bagian luar itu lebih baik daripada bagian dalam. ”Apa penyebabnya?”
Penyebabnya adalah shalatnya, puasanya dan ibadahnya kepada Allah Taala. Allah
memberikan cahaya yang bersinar pada raut muka mereka dan mengenakan pakaian
sutra pada badan mereka. Warna kulit mereka adalah putih. Pakaiannya hijau.
Perhiasannya kuning, pedupaannya mutiara. Sisirnya emas.” Mereka berkata,” kami
hidup terus dan tidak mati. Kami senang selama-lamanya dan tak pernah menderita
lagi. Dan tidak pindah. Kami selalu ridha dan tidak cemberut selama-lamanya.
Berbahagialah bagi siapa yang memiliki kami dan ia menjadi milik kami.”
“Ada
di antara wanita dari kalangan kami yang menikah dua atau tiga kali. Jika ia meninggal
dunia kemudian masuk surga termasuk suami-suaminya, maka siapa yang menjadi
suaminya? ”Wahai Ummu Salamah, ia diberi kebebasan memilih mana di antara
suaminya yang paling baik akhlaknya. Ia berkata,” Ya Rabbku, jika suamiku yang
ini adalah suamiku yang paling tampan di dunia, maka nikahkan aku dengannya.”
Wahai Ummu Salamah, ketampanan wajah musnah dengan kebaikan dunia dan akhirat (HR Thabrani)
Sedangkan ciri-ciri bidadari itu
adalah dipingit di kemah-kemah (55:70), cantik wajahnya dan bagus akhlaknya (55:70), perawan, kaya cinta dan sebaya 56:35-38, payudaranya montok (ka’ibun=wanita
yang montok payudaranya 78:31-33),
dan kulitnya mulus.
“Di
surga orang mukmin mempunyai tujuh puluh tiga istri.” Kami bertanya, ”Wahai
Rasulullah, apakah ia mempunyai kekuatan untuk menggauli mereka semua?” Sabda
Nabi, ”Sesungguhnya ia diberi kekuatan sebesar kekuatan seratus orang.” (HR Abu Nu’aim)
Nama-nama
Surga
Al-Jannah (Surga) Al-Mujadalah:16, Darus-salam (Negeri yang penuh kesejahteraan) 6:127,
Darul Khuldi (Negeri Abadi) 50:54, Darul Muqamah (Tempat kediaman) 35: 34-35, Jannatul
Ma’wa (Surga tempat tinggal)
67:15, Surga Aden 19:61, Darul
Hayawan (Negeri
Sesungguhnya) 29:64, Firdaus 23:10-11, Jannatun Naim (Surga kenikmatan) 31:8, Al-Maqam Al-Amin (Tempat yang aman) Ad-Dukhan:51, Maq’ad Sidq (Tempat yang disenangi) dan Qadam Sidqi (Pijakan yang disenangi) Al-Qamar:54-55.
Amal yang
menyebabkan masuk surga
Surga akan diperoleh oleh orang
yang beriman dan beramal shalih (2:25; 4:57; 9:72; 10:9-10 ), Orang yang ikhlas
(37:40-43), sabar dan berserah diri (29:58-59), benci kepada orang kafir dan
musyrik (Al-Mujadilah:22), Yang bertaqwa (3: 133).
“Ahli
surga ada tiga yaitu: Seorang penguasa yang adil, orang yang dermawan, suka
menolong, orang yang menaruh belas kasihan terhadap orang lain dan berhati
lembut kepada semua kerabatnya yang muslim, dan orang yang selalu menjaga
hal-hal yang dilarang Allah serta berkeluarga.” (Hadits)
Penutup
Mudah-mudahan
kita semua diizinkan oleh Allah Taala orang-orang yang senantiasa istiqamah di
dalam meniti hidup dan kehidupan ini, sehingga ketika ruh ini dicabut oleh-Nya
kita menerima anugerah husnul khatimah. Sehingga kita termasuk dan dimasukkan
oleh Allah Taala ke dalam golongannya hamba-hamba-Nya yang dipanggil dengan
penuh kelembutan oleh-Nya,
“Yaa ayyathuna-nafsul muthma
innah, irji-i ila Rabbiki raadhiatan mardhiyyah, fadkhulii fi ibadi wadkhuli
jannati.”
Amin ya
mujibas-saailin.
0 comments:
Post a Comment